Jember - Wahyu Kurnia Dewanto, S.Kom. MT, Lahir di Banyuwangi 46 tahun silam tepatnya pada 8 April 1971, beliau pada tahun 2013 telah menyelesaikan studi S2 di Universitas Brawijaya Fakultas Teknik Elektro.
Pada usia 19 tahun beliau pindah ke Malang untuk melanjutkan studi dan tinggal disana sekitar delapan tahun, kemudian beliau merantau mencari keberuntungan di ibu kota Jakarta tepatnya di Cileungsi, Bogor. Selama kurang lebih dua tahun beliau berada di Jakarta.
Kurang bersahabatnya kehidupan Jakarta, beliau kembali lagi ke Malang selama dua tahun hingga sekitar umur 30 tahun beliau menetap di Kabupaten Jember setelah beliau bekerja di Politeknik Negeri Jember hingga sekarang.
Beliau yg memiliki hobby sebelumnya yaitu nonton film dan mendengarkan live musik di kafe hingga bekerluarga hobbynya berubah menjadi internetan seperti juga nonton film streaming, main game sederhana, atau hanya sekedar mencari informasi, tetapi beliau kurang aktif di media sosial cuma hanya sekedar mengamati perkembangan teknologi dan informasi. Beliau suka makanan yang pedas-pedas. Sambil tertawa beliau mengatakan Meskipun tidak bisa bermain bola hanya menonton pertandingan di televisi beliau juga memfavoritkan salah satu klub sepak bola Liga Inggris yaitu Liverpool, meskipun sekarang di klasemen klub tersebut terseok-seok, tetapi tetap mendukung klub bola "You&singlequote;ll Never Walk Alone".
Pengalaman bekerja, beliau pernah bekerja sebagai sales sekitar seminggu, sempat juga menjadi supir angkot meskipun itu angkot orang tua sendiri tapi beliau memcoba bagaimana susahnya dan belajar mencari uang sendiri, dan selama beliau berada di Jakarta, Cileungsi, Bogor, beliau menjadi seorang buruh pabrik piston.
Selama beliau bekerja di Jakarta, beliau beranggapan Kehidupan di Jakarta sangat jauh berbeda kehidupan di Jember, waktu terasa begitu lebih cepat berada di Jakarta. beliau harus berangkat dari kontrakan jam 5 pagiĀ untuk naik angkot, sampai dijalan utama jam setengah 6 dan nunggu bis kota menuju ke tempat kerja dalam perjalan 1,5 hingga 2 jam, tepat disana jam 7.30 pagi. dan masih harus berjalan 1 km lagi untuk sampai di tempat kerja pas jam 8 pagi, beliau bekerja selama 8 jam hingga jam 5 sore dan beliau harus mengulang rutinitas pulang sama seperti berangkatnya, dan tak ada yang bisa dilakukan lagi di kontrakan hanya digunakan untuk beristirahat. dan begitulah rutinitas selama dua tahun yang dilalui, tapi itulah perjuangan, pungkasnya.
beliau mengatakan "Jakarta tidak untuk semua orang, hanya untuk orang kuat, gigih, ulet, dan mungkin tidak ada pilihan lain, kalau masih ada opsi sebaiknya jangan ke Jakarta, Jakarta tidak diperuntukkan bagi orang yang tidak siap dari segi fisik dan mental dan waktu terasa lebih cepat, dari segi penghasilan memang lumayan tetapi juga bisa dihabiskan hanya dalam satu malam, bila tidak bisa mengelola dengan baik.
Setelah dua tahun berada di Jakarta beliau kembali ke Malang karena terdapat insiden adik beliau meninggal dunia karena kecelakaan dan selanjutnya beliau tidak melanjutkan bekerja di Jakarta.(dja)